The Iu Sia: Pengusaha Multisektor yang Merangkak dari Bawah

The Iu Sia kini dikenal sebagai pengusaha terkemuka di Kalimantan Barat. Namun, tak banyak yang tahu betapa sulitnya ia ketika membangun bisnisnya. “Saya lahir dari keluarga miskin. Sejak SD sudah jualan rokok. Saya beruntung bisa menyelesaikan kuliah. Satu hal yang diwariskan dari orang tua adalah semangat, dan trust menjadi modal penting bagi seorang pengusaha,” ungkap The Iu Sia, mengawali pembicaraan dengan SWA.

Menurut pengusaha yang akrab dipanggil (Koh) Asia ini, awal bisnisnya dimulai sebagai pedagang barang kelontong pada 1986 berbendera PD Asia Jaya. Modal awalnya hanya Rp 700 ribu. Ia menyewa sebuah kios berukuran 2 x 3 meter di Pusat Perbelanjaan Kapuas Besar. Perlahan tapi pasti, ia bisa mengembangkan kios kelontong hingga mendapat kepercayaan menjadi agen sejumlah produk. Sekarang kios itu sudah dibelinya, sekadar “prasasti” untuk mengenang masa lalunya. Sementara itu, tahun 1988 Asia mulai menampung pelbagai barang bekas berbahan baku aluminium.

Momentum bersejarah pria kelahiran Pontianak tahun 1960 ini dimulai pada 1992 ketika ia membangun sebuah “pabrik” — sebenarnya terlalu sederhana untuk disebut pabrik – panci dan kuali yang didaur ulang dari barang bekas berbahan aluminium. Bermodal Rp 30 juta hasil tabungannya, Asia membuat tempat pengolahan barang rongsokan menjadi panci dan kuali di daerah Tanjung Hulu. “Awalnya, banyak orang menertawakan, malahan ada yang bilang gila, karena saya mengumpulkan barang rongsokan untuk didaur ulang. Tapi saya bisa buktikan bahwa itu bisa menghasilkan uang,” papar Asia. Hasilnya, dalam sehari 80-an karyawannya mampu memproduksi sekitar 1.000 kuali dan 300 panci. Dalam sebulan keuntungan bersih yang berhasil dikantongi mencapai Rp 300 juta. Bisnis panci dan kuali bermerek Cap Piala ini berada di bawah bendera CV Asia Abadi.

Setelah itu, Asia mulai memperluas jangkauan bisnisnya ke bidang perdagangan dan keagenan. Untuk bisnis perdagangan, Asia mengimpor berbagai produk dari Cina, mulai dari barang pecah belah (keramik) hingga perabotan rumah seperti senter dan keset. Asia juga memegang hak keagenan dan pemasaran di Kal-Bar untuk produk keluaran Mayora, Maspion dan Eveready. Bisnis perdagangan dan keagenannya itu berada di bawah bendera PT Arta Prima Khatulistiwa, PT Gemilang Usaha Perdana, dan PT Mitra Lestari Khatulistiwa.

Tak berhenti di situ. Setelah Kal-Bar dilanda kerusuhan hingga terjadi penjarahan gudang beras pada 1998, terjadilah kelangkaan beras. Ketika itu, Pemda Kal-Bar meminta para pengusaha, termasuk Asia, membantu pengadaan beras yang kebutuhannya sekitar 35 ribu ton per bulan. Asia sendiri hanya mampu memasok 10 ribu ton per bulan. “Dari situ saya berpikir, kenapa harus impor. Lebih baik kan produksi sendiri. Apalagi gubernur telah mencanangkan Kal-Bar bisa swasembada beras satu juta ton,” Asia menuturkan.

Lalu, pada 2001, Asia membentuk PT Delta Pangan Asia Sejahtera (DPAS). Kemudian dibangunlah pabrik penggilingan padi modern dan terbesar di Kalimantan, yang berlokasi di Wajok Hulu. Di pabrik ini disiapkan dua unit mesin penggilingan yang diimpor dari Cina. Dalam satu hari kapasitas produksinya bisa mencapai 100 ton. Untuk membangun pabrik, investasinya mencapai Rp 4-5 miliar. “Tetapi saya kecewa, karena pasokan padinya tidak ada,” ucap Asia dengan mimik serius. Rupanya, target Kal-Bar swasembada beras satu juta ton tidak terlaksana. Nyatanya, sejak tahun 2000 untuk menghasilkan padi 200 ton per hari saja masih sangat kedodoran. Oleh karena itu, melalui DPAS, Asia memelopori upaya intensifikasi padi dengan lahan percobaan 100 hektare, yang hasilnya diharapkan bisa mencapai 6 ton per ha. Sejauh ini, pasokan padinya masih didatangkan dari Jawa, di samping impor.

Selain bisnis beras, Asia juga menjadi importir dan pemasok gula untuk PT Perusahaan Perniagaan Indonesia. Puluhan ribu ton gula diimpor Asia untuk memasok kebutuhan gula nasional. Untuk kebutuhan gula Kal-Bar sebanyak 5 ribu ton per bulan, sekitar 70% dipasok oleh Asia. Sarana pergudangan untuk gula ini berada di Wajok Hulu, yang lokasinya satu area dengan pabrik penggilingan padi. Perusahaan yang memayungi bisnis gula ini bernama PT Delta Asia Sekawan.

Walaupun tidak mau menyebutkan angka pasti, diperkirakan omset bisnis beras dan gula tersebut mencapai Rp 40-50 miliar per tahun. “Omset memang besar, tapi keuntungannya kan kecil. Memang beras dan gula masih menjadi kontributor terbesar bisnis saya,” kata Asia.

Bapak empat anak yang mengantongi titel Sarjana Ekonomi dari Universitas Panca Bhakti ini masih memiliki bisnis lain, yakni sebagai distributor utama sepeda motor merek Kanzen di Kal-Bar. Bisnis ini dilakoninya sejak tahun 2004 di bawah bendera PT Multi Prima Jaya.

Adapun salah satu bisnis masa depan Asia yang cukup prestisius adalah penyediaan gas Elpiji. Di bawah bendera PT Gemilang Asia Sejahtera, bungsu dari lima bersaudara ini pada 2005 mulai membangun tangki timbun gas Elpiji di lahan seluas 2 ha – dari keseluruhan 15 ha kompleks pergudangan dan pelabuhan miliknya di Wajok Hulu. Depot Elpiji milik Asia ini merupakan yang pertama di Indonesia, karena Elpiji bisa ditransfer langsung dari kapal tanker menuju dua tangki yang berada di anjungan. Untuk membangun depot Elpiji, dana yang dibenamkan mencapai lebih dari Rp 30 miliar. Pasalnya, untuk satu tangki saja biayanya Rp 6-7 miliar. Diproyeksikan, depot gas ini sudah bisa beroperasi dalam beberapa bulan ke depan.

Menurut Asia, untuk permodalan semua ekspansi bisnisnya sebagian besar (80%) diperoleh dari dana sendiri dan sisanya dari pinjaman. Selain itu, walaupun Grup Asia masih bersifat bisnis keluarga – semua kakaknya terlibat dan memegang anak-anak usaha – kelompok usaha ini dikelola cukup profesional. Misalnya, Asia merekrut para profesional yang dinilai kapabel untuk bergabung di perusahaannya. “Saya ingin supaya bisnis yang sudah dibangun ini bisa terus hidup dan berkembang,” ucap Asia berharap.

(SWA, Edisi Khusus No. 13\2007)

6 responses to “The Iu Sia: Pengusaha Multisektor yang Merangkak dari Bawah

  1. saya tertarik dengan sejarahnya, moga menjadi acuan penambah semangat saya dalam kedepanya! amin

  2. Saya percaya perusahaan Pak Asia akan semakin berkembang & bertambah besar. Kegigihan & kerendahan hati Pak Asia yang dapat membuat perusahaan2 beliau semakin maju. Jaya selalu Asia Group…..

  3. Sy tertarik ttg cerita nya.
    Semoga menjadi motivasi buat kita semua untuk ,memulai bisnis yg bagus.

  4. indra.gunawan

    saya sangat tertarik setelah membaca cerita nya.
    saya sekarang sudah mulai kerja meskipun saya masih duduk di bangku kelas 1 sma santo paulus.
    saya akan mencoba melakukan apa yang pak asia perna lakukan dari awal hingga sampai sekarang….
    semoga PD.asia jaya sukses selalu

  5. ceritanya menarik tapi….

  6. Distributor ketan putih (glutinous rice) Hp/WA 082217644401

Leave a reply to saluyu jaya Cancel reply